Sabtu, 05 Mei 2012

Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagike dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi

Sistem Pendidikan Inggris

Sistem Pendidikan Inggris

Pendidikan Menengah Atas (Secondary Education) di England, Wales dan Irlandia Utara

  • Dari Year 7 sampai 11 (Year 8 - 12 di Irlandia Utara), siswa umumnya berumur 12-16 tahun.
  • Sekolah Menengah Atas tertentu menawarkan pendidikan "sixth form department" yang tidak diwajibkan pemerintah yaitu Year 12 dan 13
  • Setelah selesai Year 10 dan 11, siswa akan mendapatkan General Certificate of Secondary Education (GCSE) untuk 5 sampai 10 mata pelajaran yang berbeda.

Pendidikan Menengah Atas di Skolandia

  • Year 1 sampai 4, siswa umumnya berumur 12/13 tahun sampai 15/16 tahun.
  • Sertifikat Kualifikasi Skolandia diberikan setelah berhasil menyelesaikan program Standard - Grade untuk 7 sampai 9 mata pelajaran saat Secondary 3 dan 4.
  • Tersedia upper secondary education yang tidak diwajibkan: Secondary 5 dan 6 untuk siswa berumur 16/17 tahun sampai 17/18 tahun.

Pendidikan untuk siswa berumur lebih dari 16 tahun (Post-16 Education) di Inggris

A-Levels (England, Wales, Irlandia Utara)
A-Levels merupakan pendidikan yang paling umum untuk siswa yang berumur lebih dari 16 tahun. A-Levels bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk kuliah di universitas. Siswa biasanya belajar 3 atau 4 mata pelajaran yang berhubungan dengan jurusan universitas yang akan diambil.
  • Year 12 dan 13, biasanya disebut Sixth Form, umumnya bagi siswa berumur 16/17 tahun sampai 17/18 tahun.
  • A-Levels dapat dipelajari di sekolah menengah atas, sixth form college atau sekolah pendidikan lanjutan. 
Highers (Skotlandia)
Setelah menyelesaikan Secondary 4, siswa umumnya mengambil program Highers, sertifikat Kualifikasi Skotlandia yang ditawarkan oleh Otoritas Kualifikasi Skotlandia. Highers merupakan kualifikasi untuk masuk ke universitas dan ditawarkan dalam beragam mata pelajaran. Meskipun siswa biasanya dapat masuk ke universitas setelah Secondary 5, sebagian besar siswa tetap melanjutkan ke Secondary 6 untuk mengambil lebih banyak program Highers atau melanjutkan sampai tahap Advanced Highers.
  • Secondary 5 dan 6, biasanya bagi siswa berumur 16/17 tahun sampai 17/18 tahun.
  • Highers diadakan di sekolah menengah atas.
  • Siswa sudah harus lulus ujian Standard Grade

Pendidikan Tinggi di Inggris

Gelar S1 (England, Wales, Irlandia Utara)
Siswa mendaftar untuk masuk ke universitas melalui University and College Admissions Service (UCAS), badan pemerintah yang mengatur semua aplikasi universitas. Siswa dapat membuat aplikasi ke 5 universitas pilihan mereka. Tersedia beragam jurusan program S1.
  • Durasi program S1 umumnya adalah 3 tahun.
  • Salah satu syarat penerimaan siswa adalah nilai A-Level siswa. 
  • Jenis gelar S1 misalnya Bachelor of Arts (BA), Bachelor of Science (BSc) dan lainnya
  • Program gelar S1 tertentu berdurasi 4 tahun dimana termasuk satu tahun kerja praktek atau yang sering disebut "sandwich year".
  • Siswa yang berasal dari negara dengan sistem pendidikan kurang dari 13 tahun umumnya harus mengikuti program sertifikat Foundation selama 1 tahun sebelum memulai program S1.
Persiapkan gelar S1 Anda di Inggris bersama Kaplan dengan mengikuti program Sertifikat Foundation Internasional Kaplan.
Gelar S1 (Skotlandia)
Beragam jurusan program S1 ditawarkan di universitas Skotlandia, yang lebih terfokus pada mata pelajaran umum dan siswa tidak mempelajari mata pelajaran spesifik jurusan hingga tahun ke-3.
  • Durasi program S1 adalah 4 tahun.
  • Salah satu syarat penerimaan siswa adalah nilai Highers yang diperoleh siswa.
  • Siswa dapat mengambil program kerja praktek (sandwich course), 1 tahun belajar diluar negeri atau bekerja sebelum program selesai.
  • Secara tradisional, universitas Skotlandia memberikan gelar Master of Arts (MA) yang setara dengan gelar S1
  • Gelar Honours diberikan setelah melakukan riset tambahan selama 1 tahun di universitas.
Gelar S2
Gelar S2 di Inggris dapat berupa program riset (research-based course), program belajar di kelas (taught course) atau gabungan dari keduanya.
  • Siswa harus sudah mempunyai gelar S1.
  • Durasi program umumnya adalah 1 tahun. 
  • Kualifikasi S2 yang merupakan program taught course termasuk: Master of Arts (MA), Master of Science (MSc) dan Master of Business Administration (MBA).
  • Kualifikasi S2 program riset termasuk: Master of Research (MRes), Master of Philosophy (MPhil).
Kunci keberhasilan untuk meyelesai program S2 Anda dengan sukse adalah persiapan diri yang baik dengan mengikuti program Pra-MBA dan Pra-Master Kaplan.
Gelar S3
Siswa yang mengambil program gelar S3 harus melakukan riset orisinal.
  • Siswa telah mempunyai gelar S1 atau S2. 
  • Durasi program adalah minimum 3 tahun.
  • Biasanya siswa melakukan proyek riset atau membuat skripsi.
  • Jenis gelar: Doctor of Philosophy (Phd or Dphil)

Jumat, 04 Mei 2012

PENDIDIKAN FINLANDIA


Peringkat I dalam dunia pendidikan diperoleh oleh negara Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yangkomprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan Matematika.
Finlandia tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Maksudnya, Finlandia sukses menciptakan semua anak didiknya sukses.  Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rat-rata negara di Eropa.
Finlandia tidak menggenjot siswa dengan menambah jam-jam belajar, memberi PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, menggembleng siswa dengan berbagai tes yang sulit-sulit. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai seklah pada usia yang sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun. Jam sekolah mereka justru lebih singkat, yaitu 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang menghabiskan 50 jam perminggu.
Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru-gurunya. Guru-guru di Finlandia adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru adalah profesi yang sangat dihargai, walaupun gaji mereka tidak besar. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke Fakultas hukum ataupu Fakultas Kedokteran.
Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi tidak salah jika mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang merekan rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. “Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian”, ungakap seorang guru di Finlandia.
Pada usia 18 tahun siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi, dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahakan sejak Pra-TK. Ini membantu siswa belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau mereka bertanggung jawab mereka akan bekerja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini guru mengajar dengan metode ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan.
Siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.
Remidial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagaln tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, misalnya : masuk kelas, datang tepat waktu, bawa buku. Kalau mendapat PR siswa bahkan tiidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kririk terhadap pekerjaan siswa. Menurut mereka, jika kita mengatakan “kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan  mereka malu, maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa yang dianggap terbaik dikelasnya.
pendidikan. © 2008 Template by:
SkinCorner